Alhamdulillah, kita sungguh beruntung!
Beruntunglah siapa saja yang mau
dengan ikhlas menjadi pengurus, pengasuh, pendidik, guru ngaji, ustadz-ustadzah
TPA (atau apapun sebutannya). Syukurlah jika kita memillih profesi demikian.
Insyaallah, kita akan menjadi “sebaik-baik orang” seperti kata Nabi Shollallahu
‘alaihi wasallam. “sebaik-baik kamu adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhori)
Menjadi pengasuh TPA (yang juga berarti tholabul ‘ilmi) itu pekerjaan mulia-berpahala. “Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia itu berada di jalan Allah hingga ia pulang.” (HR. Tirmidzi)
Mari menuntut ilmu tiada jemu, mengaji tiada henti...
Menjadi pengasuh TPA (yang juga berarti tholabul ‘ilmi) itu pekerjaan mulia-berpahala. “Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia itu berada di jalan Allah hingga ia pulang.” (HR. Tirmidzi)
Mari menuntut ilmu tiada jemu, mengaji tiada henti...
Al-‘ilmu qobla al-qouli wal
‘amal. Ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan. Mengurusi anak dan mengajar
TPA itu ada ilmunya. Pakai ilmu saja belum tentu sukses apalagi jika
asal-asalan. Untuk itu guru ngaji juga harus rajin ngaji.
Ada yang bilang, mengajar anak TPA itu sulit dan susah. Tapi ada yang ngomong, mendidik anak itu gampang dan menyenangkan. Mana yang benar? Bagi kita, sulit atau gampang itu tergantung bagaimana usaha kita untuk bsia menjadi ustadz-ustadzah yang baik. Terus belajar menjadi pendidik profesional.
Ikhlas dan Istiqomah
Ada yang bilang, mengajar anak TPA itu sulit dan susah. Tapi ada yang ngomong, mendidik anak itu gampang dan menyenangkan. Mana yang benar? Bagi kita, sulit atau gampang itu tergantung bagaimana usaha kita untuk bsia menjadi ustadz-ustadzah yang baik. Terus belajar menjadi pendidik profesional.
Ikhlas dan Istiqomah
Ini syarat utama penunjang
kesuksesan berdakwah. Apa yang kta kerjakan lillahi ta’ala, semata mencari
ridho Allah Subhanallahu wata’ala. Yang ikhlas tidak akan mudah kecewa atau
gampang putus asa. Ikhlas sebelum, saat dan sesudah beramal. (Kalau mau ngaji
soal ikhlas silakan pelajari surat Shaad:82-83, Al-An’am:126, dan beberapa
hadits). Niat ikhlas itu ditunjang sikap tegar dan tekun dalam menghadapi masalah.
Ya, harus istiqomah! (Lihat QS. Huud: 112. Asy-Syuraa:15, Fushilat:30-32)
Berakhlak mulia, menjadi teladan utama
Berakhlak mulia, menjadi teladan utama
Ayo menjadi uswatun hasanah
(teladan yang baik) dengan meneladani Rosulullah Sollallahu ‘alaihi wasallam
(QS. Al-Ahzab:21). Miliki sifat-sifat Rosulullah yang agung:
1. Sidiq (QS. Az-Zumar:33)
2. Amanah (QS. An-Nisa’:58, Al-Haaqah:44-46)
3. Tabligh (QS. Al-Maidah:67, At-Takwir:24, ‘Abasa:1-2)
4. Fathonah (QS. Al-Fath:27)
Jadilah pendidik yang menyenangkan, ramah, dan tidak mudah marah
Imran:33-34, 159, Al-Maidah:13. Jangan lupa selalu sabar dan sabar! Tetaplah : “lembut tanpa menjadi lemah, tegas tanpa menjadi kasar.”
Saatnya harus mandiri
Mandiri intinya:
- Mampu “berdiri di atas kaki sendiri”
- Tidak banyak tergantung pada pihak lain
- Bisa mengatur “rumah tangga” sendiri
- Mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi
1. Sidiq (QS. Az-Zumar:33)
2. Amanah (QS. An-Nisa’:58, Al-Haaqah:44-46)
3. Tabligh (QS. Al-Maidah:67, At-Takwir:24, ‘Abasa:1-2)
4. Fathonah (QS. Al-Fath:27)
Jadilah pendidik yang menyenangkan, ramah, dan tidak mudah marah
Imran:33-34, 159, Al-Maidah:13. Jangan lupa selalu sabar dan sabar! Tetaplah : “lembut tanpa menjadi lemah, tegas tanpa menjadi kasar.”
Saatnya harus mandiri
Mandiri intinya:
- Mampu “berdiri di atas kaki sendiri”
- Tidak banyak tergantung pada pihak lain
- Bisa mengatur “rumah tangga” sendiri
- Mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi
Pribadi yang mandiri
Para aktivis TPA mestinya bisa
menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Aktif di TPA dengan ikhlas dan
menjalankan amanah dengan baik. Menjalin kerja sama dengan teman tapi jangan
terlalu bergantung kepada kawan. Ada pengasuh TPA yang mau berangkat jika teman
lain berangkat. Jika tahu temannya tidak berangkat maka dia juga pilih tidak
berangkat. Ini namanya bukan pribadi yang mandiri. Mestinya kita fastabiqul khoirot
(berlomba dalam kebaikan). Jika teman-teman datang di TPA syukurlah. Jika
mereka tidak datang pun kita tetap melangkah di jalan dakwah.
Jika di sebuah TPA punya “tokoh utama” (misalnya direktur TPA) itu baik adanya. Tapi jangan sampai kita tergantung pada sang tokoh semata. Jangan sampai yang lain kemudian tidak berani mandiri. Jangan sampai si tokoh tidak hadir lalu TPA jadi tersendat. Ada lho TPA yang bubar gara-gara direkturnya merantau ke luar daerah.
Alangkah indahnya jika TKA-TPA dipenuhi oleh pribadi-pribadi yang mandiri. Kalau saja ada tokoh TPA yang menikah dan terpaksa pindah rumah..itu tak akan membuat TPA goyah. Seandainya ada teman yang mundur, yang lain tak akan kendur, tetap maju pantang mundur.
Jika di sebuah TPA punya “tokoh utama” (misalnya direktur TPA) itu baik adanya. Tapi jangan sampai kita tergantung pada sang tokoh semata. Jangan sampai yang lain kemudian tidak berani mandiri. Jangan sampai si tokoh tidak hadir lalu TPA jadi tersendat. Ada lho TPA yang bubar gara-gara direkturnya merantau ke luar daerah.
Alangkah indahnya jika TKA-TPA dipenuhi oleh pribadi-pribadi yang mandiri. Kalau saja ada tokoh TPA yang menikah dan terpaksa pindah rumah..itu tak akan membuat TPA goyah. Seandainya ada teman yang mundur, yang lain tak akan kendur, tetap maju pantang mundur.
Mestinya pada aktivsi TPA juga
punya kemandirian dalam mengatur waktu. Artinya, sudah mampu mengatur sendiri
kapan saat TPA, kapan harus belajar atau bekerja, kapan harus beraktivitas yang
lain. Jadi tidak perlu lagi ada orang tua mengeluh karena anak remajanya malas
belajar gara-gara sibuk TPA.
Sungguh indah jika para aktivis TPA juga punya kemandirian dalam hal ekonomi, finansial, atau keuangan. Ini malah bisa mendukung TPA dengan kemampuannya. Atau minimal “hidupnya” lebih tenang sehingga dalam berdakwah pun bisa meraih menang.
Yang mandiri itu selalu kreatif
“Resep berpikir Kreatif”:
1. Dalam berfikir, tidak gampang merasa puas, jangan menerima apa adanya. Sama-sama melihat sesuatu, tapi berpikir dengan cara yang berbeda
2. Jangan terpaku pada satu cara, jangan kaku dalam berfikir.
3. Pertajam keingintahuan. Jadikan “why” sebagai pandu jalan.
“ciri-ciri yang kreatif”:
- Banyak ide , gagasan, alternatif, pilihan, saisat, strategi, cara, jalan, solusi, variasi.
Organisasi yang mandiri
Sungguh indah jika para aktivis TPA juga punya kemandirian dalam hal ekonomi, finansial, atau keuangan. Ini malah bisa mendukung TPA dengan kemampuannya. Atau minimal “hidupnya” lebih tenang sehingga dalam berdakwah pun bisa meraih menang.
Yang mandiri itu selalu kreatif
“Resep berpikir Kreatif”:
1. Dalam berfikir, tidak gampang merasa puas, jangan menerima apa adanya. Sama-sama melihat sesuatu, tapi berpikir dengan cara yang berbeda
2. Jangan terpaku pada satu cara, jangan kaku dalam berfikir.
3. Pertajam keingintahuan. Jadikan “why” sebagai pandu jalan.
“ciri-ciri yang kreatif”:
- Banyak ide , gagasan, alternatif, pilihan, saisat, strategi, cara, jalan, solusi, variasi.
Organisasi yang mandiri
Organisasi adalah sekelompok
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Intinya seperti itu.
Istilahnya bisa disebut perkumpulan, paguyuban, persatuan, persaudaraan,
ikatan, majlis, badan, lembaga, forum, kelompok, gabungan, himpunan,
perserikatan, dan sebagainya.
Organisasi yang mandiri adalah organisasi yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, mampu mengatur rumah tangga sendiri, tidak tergantung pada pihak lain, mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. TPA yang mandiri, ya demikian itu. Bagaimana membangunnya?
Organisasi yang mandiri adalah organisasi yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, mampu mengatur rumah tangga sendiri, tidak tergantung pada pihak lain, mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. TPA yang mandiri, ya demikian itu. Bagaimana membangunnya?
DIMANAJEMEN DENGAN BAIK
Manajemen adalah proses
merencanakan dan mengambil keputusan, mnegorganisasikan, memimpin,
mengendalikan SDM, keuangan, fisik, dan informasi guna mencapai sasaran
organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang (berjuang) di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shoff:4)
“Kebenaran yang tidak terorganisir akan mudah dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir.” (Ali R.A)
INTI MANAJEMEN :
- PLANNING (PERENCANAAN)
- ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
- ACTUATING (PELAKSANAAN)
- CONTROLLING (PENGAWASAN, EVALUASI)
TIDAK SELALU TERGANTUNG PADA “PERHATIAN” PENGURUS TAKMIR
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang (berjuang) di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shoff:4)
“Kebenaran yang tidak terorganisir akan mudah dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir.” (Ali R.A)
INTI MANAJEMEN :
- PLANNING (PERENCANAAN)
- ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
- ACTUATING (PELAKSANAAN)
- CONTROLLING (PENGAWASAN, EVALUASI)
TIDAK SELALU TERGANTUNG PADA “PERHATIAN” PENGURUS TAKMIR
Alhamdulillah, jika banyak
pengurus Takmir Masjid/musholla yang menaruh perhatian kepada TPA. Adanya
perhatian itu bisa menjadi dukungan bagi kelangsungan dan kemajuan TPA. Tapi
hal demikian tidak boleh menjadikan TPA kurang mandiri.
Sebaliknya, jika ada takmir yang kurang perhatian atau acuh tak acuh pada TPA (dengan berbagai sebab) kita tak boleh berputus asa. TPA harus berani mandiri. Jalin komunikasi dan silaturrahmi dengan takmir. Jika tetap kurang berhasil, TPA tetap berjalan dengan kemandiriannya.
ADA ATAU TIDAK ADA “SUBSIDI” YA TETAP MANDIRI.
Sebaliknya, jika ada takmir yang kurang perhatian atau acuh tak acuh pada TPA (dengan berbagai sebab) kita tak boleh berputus asa. TPA harus berani mandiri. Jalin komunikasi dan silaturrahmi dengan takmir. Jika tetap kurang berhasil, TPA tetap berjalan dengan kemandiriannya.
ADA ATAU TIDAK ADA “SUBSIDI” YA TETAP MANDIRI.
Ada banyak TPA yang mendapat subsidi
dana rutin dari pengurus takmir, bahkan ada yang jumlahnya besar. Meski
demikian banyak pula yang tidak ada subsidi sama sekali, terutama untuk
musholla yang tidak punya pemasukan rutin besar, atau masjid yang kas-nya
kecil. Atasi persoalan keuangan dengan berbagai jalan, siasat, strategi. Ada
infak santri, donatur tetap/tidak tetap, sumbangan insidental, dan banyak lagi.
atasi dengan kreatif.
PUNYA KELOMPOK/UNIT USAHA EKONOMI.
PUNYA KELOMPOK/UNIT USAHA EKONOMI.
Mungkinkah? Tak ada yang tidak
mungkin, jika kita mau kreatif. Buka usaha yang mudah dan murah dulu. Tentu ini
tidak boleh mengganggu jalannya TPA. Contohnya : layanan pesanan snack, warung
mini untuk santri, jual-beli buku, jual-beli barang bekas (kertas bekas, besi
bekas, kulkas bekas, TV bekas, dll), jasa transport, jasa layanan wisata. Bisa
juga melayani pesanan barang lainnya. Beternak kambing, lele, ikan gurameh,
ayam, menthok, dan lainnya boleh juga. Atau apalah, yang penting; mudah, murah,
berfaedah, berkah.
YANG PENTING TERUS KREATIF.....!!!
YANG PENTING TERUS KREATIF.....!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar